HaluaNusantara.com
• Penulis: Marsah Jupa
• Redaktur Pelaksana
Andaikata, para oknum penambang ilegal yang ada di Babel adalah pihak yang ingin menyusup dan merancang rencana jahat di Indonesia, maka sangat dimungkinkan bangsa ini kebobolan.
Pembuka tulisan di atas terasa sangat ekstrem, tapi kita mencoba membuat analog yang seperti itu, karena pihak-pihak yang seharusnya memiliki kemampuan deteksi dini, semacam kepolisian seharusnya tak seberapa sulit melihat fakta. Bahwa ada aktivitas penambangan ilegal di Tembelok dan Keranggan Kecamatan Muntok Bangka Barat.
Tempatnya tidak tersembunyi, berada di laut terbuka, melibatkan banyak orang dan membentuk keramaian, dan masih banyak lagi. Tapi kenyataan bahwa aktivitas penambangan di wilayah tersebut ada dan terorganisir, bahkan melibatkan orang-orang yang mudah dideteksi.
Namun selalu saja, Polisi khususnya terkesan seolah tidak memantau, bahkan belum mengetahui. Jika saya balik kan kembali ke bagian awal editorial ini, betapa mungkin lemahnya kemampuan deteksi dini dari Kepolisian. Karena seharusnya pihak kepolisian memiliki radar yang kuat untuk menangkal segala bentuk perbuatan melawan hukum.
Tak hanya Tembelok, Keranggan, Penagan, Penganak dan aktivitas lain semacam itu, sebagian besar langkah penindakan dilakukan setelah ramai diberitakan atau menjadi viral di paltform media sosial.
Andai, aktivitas pelanggaran hukum yang secara terbuka saja tak terdeteksi, bagaimana dengan pelanggaran hukum yang secara sistemik tertutup rapat dan terorganisir? Seperti skenario film India, paling tidak pak Polisi tetap datang walau perang telah usai.
Akhir pekan ini redaksi sudah menerima informasi bahwa aktivitas tambang ilegal di Tembelok-Keranggan sudah akan mulai beraksi kembali. Bahkan disebut-sebut koordinasi sudah dilakukan secara kondusif. Cuplikan gambar rencana operasi illegal mining tersebar ke beberapa jaringan. Kita akan kembali buktikan bahwa APH akan mengetahui setelah diberitakan atau dikonfirmasi wartawan.
Jelas ada penambangan ilegal yang masif dan terorganisir di Tembelok dan Keranggan, ada praktik pungli mulai untuk masuk lokasi, jelas ada hasil berupa bijih Timah ilegal dengan jumlah puluhan ton, namun tak satupun mampu terdeteksi oleh Polisi. Entah mengapa seolah begitu sulit mendeteksinya.
Pak Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, kepercayaan masyarakat terhadap Kepolisian, hanya akan terbangun seutuhnya jika Polisi benar-benar menjadi seorang penegak hukum sebagaimana mestinya. Hitam katakan Hitam, Putih katakan Putih, jangan dibolak balik apalagi dicampur aduk menjadi abu-abu. (**)