HaluaNusantara.com
PANGKALPINANG – Rekaman pembicaraan dua orang diduga pejabat publik di Bangka Belitung mendadak ramai diberitakan. Pasalnya percakapan tersebut berisikan perintah makar dan intoleran.
Berawal dari sebuah postingan di akun medsos milik Sofian bin Yusuf, pada platform sosial media Facebook. Dalam postingan yang diunggah pada tanggal 25 Agustus 2023, mendadak menarik perhatian lantaran melampirkan transkrip dialog dua orang yang diduga adalah pejabat publik di Bangka Belitung.
Yang mengerikan, dalam dialog yang direkam tersebut ada bahasa yang mengindikasikasikan sikap intoleran, lantaran faktor keyakinan yang dianut oleh PJ Gubernur Babel Suganda Pandapotan Pasaribu.
Berikut transkrip rekaman pembicaraan telepon tersebut, yang dibuat dalam inisial nama pejabat X dan Pejabat Y
Pejabat X: “Hallo pak Y, saya ditelpon prof Zudan, sekretaris korpri nasional, ngucapin selamat atas pelantikan menjadi PJ Gubernur Babel, saya jawab, bukan saya pak, tapi pak Suganda yang jadi dilantik. Looo, kalian kan melayu, dia kan Kristen, jangan diam aja kata sekretaris korpri nasional.
Pejabat Y : “Jadi perintahnya Pak?”
Pejabat X : “Kumpulkan teman teman, lakukan demo, tolak Suganda Pandapotan jadi PJ Gub Babel ok.
Pejabat Y : “Siap Pak, untuk tempat demonya di mana pak, pakaian apa dan personil butuh berapa orang pak?”
Pejabat X : “Terserah, mau di sini Babel boleh, mau di Jakarta boleh, hanya untuk pakaian gak usah pakai seragam ormas, sedangkan untuk jumlah, ya sebanyak banyaknya lah.”
Pejabat X : “Siap pak. 86.”
Belum diketahui dengan jelas siapa pejabat publik yang ada dalam rekaman tersebut. Dalam pemberitaan sebelumnya. Kepada wartawan jaringan Ruuds Network Cyber (RNC) Sopian bin Yusuf mengatakan bahwa dirinya belum bersedia mengungkapkan siapa inisial yang dimaksud. Namun Sopian mengatakan bahwa pembicaraan telepon yang ditranskrip nya tersebut adalah antar pejabat publik di Babel.
“Saya tidak mau menduga-duga, kita kedepankan azas praduga tidak bersalah. Saya hanya bisa bilang bahwa itu adalah pejabat publik di Babel. Namun yang pasti, demi Allah demi Rasulullah, saya mendengarkan langsung rekaman pembicaraan tersebut dan itu sangat tidak pantas,” terang Sopian kepada wartawan melalui sambungan telepon Jumat (25/8/23) siang.
“Saya buat postingan itu sebagai bentuk kekhawatiran saya atas keharmonisan Babel yang sudah terjaga rukun selama ini. Saya rasa kita sepakat bahwa sikap intoleran harus kita lawan. Terlalu mahal Babel ini jika dirusak oleh sikap-sikap yang anti Pancasila,” sambung Sopian.
Sopian bin Yusuf juga mengatakan bahwa dialog tersebut sebagaimana transkrip yang dibuatnya, berkaitan erat dengan proses penunjukkan PJ Gubernur Babel, Suganda Pandapotan Pasaribu. Sopian pun menyampaikan bahwa status keyakinan yang dianut Suganda Pandapotan Pasaribu menjadi alasan untuk ditolak.
“Jadi soal keyakinan yang dianut oleh pak Suganda Pandapotan, itu disentil dan meminta untuk melakukan aksi demo menolak penunjukan pak Suganda Pandapotan. Nah ini kan bahasa yang intoleran. Dan itu saya dengar dengan jelas,” timpal Sopian.
Terpisah, Prof Zudan yang disebut-sebut sebagai sekretaris Korpri saat dihubungi Sabtu (26/8/23) petang, membantah. Prof Zudan mengaku bahwa dirinya tidak mengenal siapa yang berdialog menyebut-nyebut namanya tersebut.
“Tolong ditanya siapa yang tulis mas, saya juga enggak tau. Pasti salah, saya bukan sekretaris Korpri,” sangkal Prof Zudan.(red/RNC)