Pengedar Sabu Nekad Tikam Polisi saat Operasi Antik Menumbing

Img 20230309 Wa0063

HaluaNusantara.com

BANGKA BARAT — Drama perlawanan saat penangkapan pelaku pengedar narkoba jenis sabu – sabu dialami anggota Satres Narkoba Polres Bangka Barat dalam Operasi Antik Menumbing 2023.

Hal itu terjadi pada saat meringkus terduga pengedar sabu bernama Hamdi alias HD ( 42 ), pria asal Palembang yang berdomisili di Desa Air Kuang, Kecamatan Jebus.

Hamdi diciduk di sebuah jembatan di Desa Sekar Biru pada Jum’at ( 24/2/2023 ) malam dengan berat barang bukti 0.31 gram sabu.

Menurut Wakapolres Bangka Barat Kompol Andri Eko Setiawan, Hamdi berusaha melawan saat ditangkap. Pria itu nekad menikam petugas dengan sebilah pisau hingga melukai tangan anggotanya.

“Pada saat anggota melakukan penangkapan pada saat dia lagi tiarap itu tersangka ini menyembunyikan sajam berupa pisau. Pas ditengkurapkan di tanah dia langsung menyerang anggota. Tangan jari anggota terluka, nggak putus cuma terluka,” terang Andri saat Konferensi Pers di Mako Satres Narkoba, Jum’at ( 9/3 ).

Memang menurut Andri, para pelaku melakukan berbagai usaha untuk menghindari penangkapan, salah satunya dengan melarikan diri atau bahkan melawan polisi.

Sementara itu Hamdi saat ditanya hal tersebut berkilah tidak sengaja menikam polisi. Menurut dia, hal itu terjadi karena dirinya kaget hingga reflek mencabut sebilah pisau yang ia bawa.

“Karena kaget, reflek, jadi saya nggak tahu siapa karena kita kan lagi kencing di jalan tiba – tiba dipegang dari bawah kaki jadi reflek langsung mencabut pisau,” ujar Hamdi.

Menurut Hamdi, dirinya membawa pisau untuk menjaga diri saat keluar malam, mengantisipasi hal – hal yang tidak diinginkan.

“Nggak sering bawa pisau kebetulan aja. Kan keluar malam main ke tempat kawan, jadi takut kan ado apo – apo di jalan, buat bela diri lah bukan karena ingin lari dari kejaran polisi,” cetusnya.

Dia mengaku hanya sebagai pemakai sabu, bukan pengedar. Barang bukti yang ia bawa sebanyak dua paket yang ia beli dengan transaksi lempar barang dan share lokasi.

“Beli sama kawan tempat maen – maen itu lah. Harganya Rp300.000 per paket. Dalam satu bulan kadang dua kali kadang tiga kali. Saya nggak kenal sama penjualnya karena main lempar share lokasi. Komunikasi lewat handphone tapi tidak kenal dengan penjual nggak ada foto profilnya,” aku dia. ( SK )

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: