Abrasi Pantai Batu Berani Hancurkan Jalan dan Pondok Pedagang

redaksi
Img 20230125 134321
Kondisi terkini Pantai Batu Berani di Kecamatan Muntok. Pondok dan jalan aspal porak - poranda diterjang ombak besar, Rabu ( 25/1/23 ).

HaluaNusantara.com

BANGKA BARAT — Abrasi di Pantai Batu Berani atau Pantai Asmara, Tanjung Kalian, Kecamatan Muntok semakin parah. Sekitar kurang lebih 5 meter jalan aspalnya roboh diterjang ombak.

Hal itu menyebabkan para pelaku UMKM yang berdagang otak – otak di Pantai Batu Berani tidak bisa lagi berdagang dan terpaksa meninggalkan lokasi tersebut.

Pantauan wartawan hari ini, Rabu (25/1 ) siang, jalan aspal tersebut tinggal tersisa separuh yang bisa dilewati. Upaya para pedagang otak – otak memasang tanggul dari karung berisi pasir yang disusun di pinggir pantai terlihat tidak ada gunanya karena tidak mampu menahan terjangan ombak.

Minchel, salah seorang pedagang otak – otak di Pantai Asmara mengatakan, abrasi akibat terjangan ombak besar mulai mengikis pantai sejak Senin ( 23/1 ) lalu.

“Mulainya konyen hari kedua, Senin. Itu kemarin aspalnya masih menggantung. Hari ini baru roboh. Ada empat pedagang di situ nggak bisa lagi jualan,” jelas Minchel di Pantai Batu Berani, Rabu ( 25/1/23 ) siang.

Menurut Minchel, para pelaku UMKM yang berdagang di Batu Berani berupaya sendiri membuat tanggul dari karung berisi pasir dan kayu, namun hal itu tidak ada gunanya. Pondok mereka porak poranda dihantam ombak besar sejak beberapa hari ini.

“Kita sudah berusaha bikin penahan sendiri pakai karung diisi pasir, pakai kayu juga. Tapi hancur semua, susah lah melawan alam. Kalau besok perkiraannya gelombang semakin besar,” ujarnya.

Sementara itu Wakil Bupati Bangka Barat Bong Ming Ming saat dikonfirmasi mengatakan, wilayah 0 sampai 12 mil laut adalah kewenangan Pemerintah Provinsi Bangka Belitung, bukan Pemda Bangka Barat.

Selain itu, lahan di kawasan itu merupakan milik pribadi, sehingga Pemda pun harus mengkaji terlebih dahulu sebelum melakukan intervensi untuk mengatasi masalah abrasi tersebut.

“Itu sudah tanah pribadi semua, kita harus membuat kajian sewaktu kita intervensi bermasalah atau tidak. Masuk ke situ agak riskan. Solusinya nanti kita koordinasi dengan Pak Pj. Gubernur ( Ridwan Djamaluddin). Kita sudah komunikasikan dengan Pak Pj bagaimana nanti jalan keluarnya,” kata Bong Ming Ming. ( SK )

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: