Kolam Retensi Tak Kunjung Selesai, Warga Kampung Ulu Kecewa

redaksi
Img 20221209 124541
Proyek kolam retensi di Kecamatan Muntok yang mangkrak tidak kunjung dilanjutkan. Foto diambil awak media Jum'at ( 9/12/2022 ).

HaluaNusantara.com

BANGKA BARAT — Proyek kolam retensi penahan banjir di Jalan Kejaksaan, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat tidak kunjung selesai. Bahkan hingga penghujung 2022 ini, belum terlihat tanda – tanda proyek tersebut akan dilanjutkan.

Kondisi terkini, area sekitar lokasi proyek sudah ditumbuhi semak belukar, sehingga sulit untuk masuk ke area tersebut. Beruntung awak media masih bisa mengambil foto dari halaman belakang rumah warga setempat.

Ketua RW 07 Kampung Ulu, Kelurahan Tanjung Nurzali Hamid mengaku kecewa melihat kolam retensi yang hingga kini tidak kunjung rampung. Apalagi di bulan Desember intensitas curah hujan yang cenderung meningkat membuat warga was – was banjir akan datang lagi.

Nurzali atau biasa disapa Bang Zali menaruh harapan besar kepada Pj. Gubernur Babel Ridwan Djamaluddin yang notabene orang Muntok, melanjutkan pembangunan kolam retensi tersebut.

“Itu kan dari provinsi, Pj kita ini kan orang sini, dekat, tolong lah ditinjau – tinjau, harapan kami itu selesai kan lebih bagus. Itu kan bisa mengurangi banjir dan akan sangat membantu kami. Pj Gubernur kan orang Mentok orang Kampung Ulu juga. Masalah banjir kan dia tahu, jadi tolong lah kami sangat mengharapkan benar,” ujar Bang Zali di kediamannya, Jum’at ( 9/12/2022 ).

“Sebenarnya luar biasa kan sudah Desember tahun kemarin. Kalau kami warga Kampung Ulu ini agak ada rasa kecewa lah, tapi dak tau ngapelah hak yang di atas sana,” imbuhnya.

Banjir terbesar terjadi pada 13 Maret 2018 di Kampung Ulu Kelurahan Tanjung, Kecamatan Muntok. Foto: Ketua RW 07, Nurzali Hamid.

Menurut Bang Zali, memasuki bulan Desember ini warga Kampung Ulu sudah mulai waspada, terutama malam hari. Biasanya banjir akan terjadi bila turun hujan selama tiga jam dan air laut sedang pasang.

Warga pun meningkatkan kewaspadaan sampai tidak bisa tidur.

“Saat ini kami sudah mulai waspada. Yang dikhawatirkan itu malam, kalau siang kami nggak begitu khawatir. Apalagi banjir malam lampu PLN mati, warga tambah panik. Untung ada bantuan lampu tenaga surya dari Pak Erzaldi tahun 2019 ada 9 titik. Kami sangat berterima kasih,” ujarnya.

Bang Zali juga berharap Pemda Bangka Barat membantu menggali muara sungai yang kini sudah dangkal.

“Kita juga berharap di muara sana yang sudah dangkal digali dan didalamkan. Soalnya sekarang yang ke arah laut malah lebih tinggi karena pendangkalan. Berharap Pemda Bangka Barat mau membantu,” harapnya.

Menurut Wakil Bupati Bangka Barat Bong Ming Ming, pihak Pemprov Babel sudah menganggarkan lanjutan proyek kolam retensi. Namun ditegaskannya, kabupaten harus menyadari kewengan masing – masing karena proyek tersebut dari anggaran provinsi.

“Sepengetahuan saya provinsi sudah menganggarkan itu. Tapi artinya wilayah provinsi ya provinsi, wilayah kabupaten ya kabupaten. Kita sudah melakukan beberapa intervensi. Makanya kita telah membuat peta lokasi yang di atas itu melihat beberapa wilayah atau tanah masyarakat yang bisa kita maksimalkan. Sehingga bisa memperbesar ruang penampungan pertama untuk menunda banjir tersebut,” terangnya.

Selain itu Pemda Bangka Barat juga mempunyai rencana besar, meskipun biayanya pun cukup besar.

“Tadi saya juga sudah ketemu dengan pihak PT. Timah mensinergikan dengan sistem penambangan PT. Timah yang ada di Teluk Rubiah dengan rencana reklamasi sekaligus penanganan banjir. Jangka waktu dekat ini kita bereskan retensi kita ( check dam ) yang di atas kita melakukan pengerukan dan sedikit pendalaman,” kata Wabup. ( SK )

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: