Diserang Buaya hingga Patah Tangan

redaksi
E63bb92c 3f92 4298 A97d F4a8427eb60c
Foto : Syari'ah saat dirawat di Puskesmas Sekar Biru setelah diterkam buaya di kolong eks tambang.

HaluaNusantara.com

BANGKA BARAT — Syari’ah (52) warga Dusun Perumnas, Desa Sekar Biru, Kecamatan Parittiga, Kabupaten Bangka Barat diserang buaya saat mencuci pakaian di kolong bekas tambang, Senin (5/9/2022) pagi.

Warga setempat memperkirakan ukuran reptil buas yang menerkam Syari’ah sekitar tiga meter. Akibatnya, wanita paruh baya itu menderita luka robek di tangan kanannya serta patah tulang dan dilarikan ke Puskesmas Sekar Biru.

Jumli (54) suami Syari’ah mengaku baru mengetahui istrinya diserang buaya setelah ia berangkat kerja. Mendengar kabar tersebut ia pun segera mendatangi Puskesmas Sekar Biru.

“Saya baru tahu saat berada di lokasi bekerja. Dikabarkan istri saya diserang buaya pada saat mencuci pakaian di pemandian umum. Saya langsung bergegas pulang,” kata Jumli di Puskesmas Sekar Biru.

Jumli mengatakan memang ada buaya di pemandian di kampungnya dan cukup meresahkan karena sering mengganggu warga yang sedang mandi atau pun mencuci. Menurut dia buaya tersebut cukup besar.

Untuk menghindari kejadian serupa agar tidak terulang lagi, ia berharap buaya yang menghuni pemandian tersebut segera ditangkap.

“Diperkirakan besar buaya itu, sering mengganggu manusia. Sebelumnya juga ada warga Perumnas diserang buaya ini. Untuk itu kami berharap buaya itu segera ditangkap agar tidak memakan korban lagi,” ujarnya.

Terpisah, Camat Parittiga Madirisa mengaku belum mendapatkan laporan terkait kejadian warga diterkam buaya. Namun ia akan minta pihak desa agar segera mengatasi permasalahan tersebut agar tidak ada korban lainnya.

“Saya belum mendapat laporan. Itu sebenarnya urusan pihak desa dan diketahui pihak kecamatan. Namun saya akan memberikan pengarahan agar buaya itu segera diatasi jangan sampai terjadi korban berikutnya,” ujar Madirisa via telepon.

Kepala Dusun Perumnas Ayat Imran membenarkan kejadian warganya diserang buaya. Menurut dia, Syari’ah mengalami patah tangan. Di TKP pun saat dicek banyak ditemukan ceceran darah.

“Iya benar tangannya patah. Di tempat kejadian saya sama pak Babin pergi memang banyak darahnya dia itu termasuk kuat tarik – tarik. Dihantam buaya tangan kanannya narik – narik tapi ke situ tidak ada kayu,” ujar Ayat via telepon.

Menurut Ayat, tempat kejadian tersebut sebenarnya bukan pemandian umum, tapi bekas kolong tambang yang sudah lama, jaraknya sekitar 300 meter dari pemukiman penduduk.

“Air itu tidak pernah dimandi sudah lama. Sebelumnya pernah memang ibu – ibu cerita orang situ ada liat buaya. Kolongnya tidak begitu besar sekitar 20 x 20 meter. Itu kolong bekas tambang – tambang jaman dulu,” ujar Ayat.

Untuk menghindari jatuh korban lagi pihaknya berencana memasang plang peringatan agar warga tidak beraktivitas di kolong tersebut.

“Nanti kami mau konsultasi sama Pak Kades tentang lapor ke kecamatan entah buaya ditangkap dipindah ke mana. Rencananya mau masang plang jangan sampai ada yang mandi di situ atau mancing. Kita takut ada korban lagi , mudah – mudahan jangan,” ucapnya.

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: