PANGKALPINANG — Peringatan Hari Mangrove Sedunia atau International Day for the Conservation of the Mangrove Ecosystem, 26 Juli 2022 mendatang, menjadi momentum awal gebrakan PWI Babel, mencanangkan program lingkungan.
Di mana, pasca pelantikan kepengurusan baru, PWI memiliki sejumlah program kerja. Salah satunya di bidang lingkungan.
Beranjak dari keprihatinan kerusakan lingkungan tersebut, PWI Babel, memilih ambil bagian dalam program pemerintah terkait rehabilitasi dan reboisasi lahan pasca tambang.
Keseriusan tersebut diwujudkan dalam audensi lanjutan dengan Kapolda Kepulauan Bangka Belitung, Irjen Pol Yan Sultra, Kamis (21/7/2022) sore.
Audensi tersebut sebagai tindak lanjut, dari program kerja PWI Babel, di bidang lingkungan yang sebelumnya sempat dibahas bersama jajaran Polda Babel.
Di kesempatan itu, Yan Sultra didampingi Karo Ops, Kabid Humas, Dir Krimsus, Wadir Polairud.
Sementara di kalangan pengurus PWI dihadiri ketua Dewan Kehormatan PWI Replianto, Sekretaris Fakhrudin Halim, Ketua Siwo Rudi Syahwani, Wakil Ketua bidang Advokasi dan Pembelaan Wartawan Anthoni Ramli dan Sekretaris Seksi Wartawan Media Siber, Multimedia dan Fotografer
Yudhistira Jaya Suprana.
Ketua PWI Babel, Muhammad Fakhturahman, menyebut audensi kali ini sebagai tindak lanjut pembahasan penanaman mangrove sebelumnya.
“Terimakasih atas waktunya pak, audensi ini sehubungan dengan kelanjutan program kerja PWI yang rencanannya disinergikan dengan Polda Babel terkait penanaman manggrove,” kata Boy mengawali sambutannya.
Sebelumnya, lanjut Boy pihaknya juga telah melakukan penjajakan dengan dengan pihak BPDAS sembari survei ke lokasi penanaman mangrove.
“Artinya setelah dari pelantikan kami terus penjajakan ke pihaj BPDAS, kita juga sudah survei ke beberapa lokasi penanaman agar program itu efektif,” beber Boy sapaan akrab Muhammad Fakhturahman.
Boy menilai, selama ini program serupa getol digaungkan sejumlah pihak. Sayangnya, kebanyakan dari mereka sebatas fokus dengan penanaman saja, Boy merasa itu sia sia karena setelah di tanam tidak di rawat.
“Selama ini banyak penanaman mangrove, bahkan sampai puluhan hektar. Akhirnya kami anggap mumbazir karena telah menelan biaya, artinya itu cuma seremonial saja. Kami tidak muluk muluk, sedikit dulu yang penting tumbuh dan berkembang. Setelah itu baru tahap demi tahap, jadi tidak sia sia,” terang Boy.
Diakhir sambutan, Boy mengatakan PWI membuka diri untuk bekerjasama dengan berbagai pihak yang peduli lingkungan. PWI siap jika ada pihak swasta ataupun BUMN yang mau sama sama menjaga kelestarian lingkungan dengan CSRnya menanam mangrove.
Ditempat yang sama, Kapolda Babel Irjen Pol Yan Sultra, sepakat dengan rencana PWI, yang memulai kegiatan reboisasi manggrove tersebut dengan skala kecil.
“Momen itu penting tidak perlu luas luas, tapi saya lihat di sini ada momen PWI Babel sebagai pelopor reboisasi manggrove ini,” kata Yan Sultra.
Jendral Bintang dua itu berharap konsistensi PWI Babel, dalam melakukan penanaman, pemeliharaan serta pengawasan manggrove nantinya.
“Bagaimana ini bisa di jaga masyarakat secara berkesinambungan, betul pengawasan dan pemeliharaan itu penting karena banyak sekali orang yang peduli dengan lingkungan, tapi hanya seremonial saja,” kata Yan Sultra.