HaluaNusantara – Suasana subuh di Masjid Muhajirin Kota Pangkalpinang pagi ini terasa lebih istimewa. Jamaah yang hadir mendapatkan siraman ilmu dari seorang penceramah nasional, Ustadz Wira Bachrun, yang memberikan kultum ba’da subuh dengan penuh hikmah dan inspirasi.
Ustadz Wira Bachrun merupakan putra asli Pangkalpinang yang kini berdomisili di Yogyakarta. Beliau adalah alumni Ilmu Komputer UGM ‘01 dan juga memiliki latar belakang pendidikan agama yang kuat sebagai lulusan Pondok Pesantren Al Bayyinah Sidayu Gresik serta Darul Hadits Syihr Hadramaut, Yaman.
Dalam kultumnya, Ustadz Wira mengingatkan jamaah tentang pentingnya amalan sunnah dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, meskipun terlihat kecil, amalan sunnah memiliki peran penting dalam menyempurnakan ibadah wajib.
“Sering kali dalam sholat, kita tidak bisa sepenuhnya khusyuk. Ada gangguan pikiran, rasa lelah, atau bahkan kelalaian dalam bacaan. Di sinilah amalan sunnah berperan sebagai pelengkap dan penyempurna kekurangan kita,” ujarnya.
Beliau juga mengajak jamaah untuk lebih memaksimalkan persiapan menyambut bulan suci Ramadhan, yang sebentar lagi akan tiba.
“Jangan hanya menunggu Ramadhan datang, tapi mulai dari sekarang kita biasakan diri dengan ibadah-ibadah sunnah agar ketika Ramadhan tiba, kita bisa menjalani ibadah dengan lebih baik,” tambahnya.
Kehadiran Sahabat Lama dan Diskusi Seputar Pangkalpinang
Setelah sesi kultum berakhir, Rio Setiady, S.T., Dewan Syariah LAZISMU Kota Pangkalpinang yang juga merupakan sahabat lama Ustadz Wira, keduanya dalam suasana santai di Warkop Baturusa Kopi Pangkalpinang berbincang mengenang masa-masa sekolah dan perkuliahan mereka. Selain nostalgia, diskusi mereka juga membahas berbagai persoalan sosial dan perkembangan di Kota Pangkalpinang saat ini.
Mereka mendiskusikan perkembangan ekonomi, kondisi sosial, serta tantangan dakwah di era modern. Rio Setiady menyoroti pentingnya sinergi antara ulama, akademisi, dan masyarakat umum dalam membangun Pangkalpinang yang lebih baik.
“Kita butuh kolaborasi antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan dalam menghadapi tantangan zaman. Dakwah hari ini tidak hanya sebatas di mimbar, tetapi juga harus bisa menjangkau berbagai aspek kehidupan masyarakat,” ujar Rio Setiady.
Ustadz Wira menambahkan bahwa di era digital seperti sekarang, tantangan dakwah semakin kompleks. “Media sosial dan teknologi bisa menjadi alat dakwah yang luar biasa jika dimanfaatkan dengan baik. Namun, di sisi lain, jika tidak disaring dengan bijak, justru bisa menjadi sumber fitnah dan perpecahan,” ungkapnya.
Sebagai putra daerah yang sudah lama merantau, Ustadz Wira juga mengungkapkan ketertarikannya terhadap perkembangan Pangkalpinang saat ini. Namun, ia mengingatkan bahwa kemajuan kota harus dibarengi dengan penguatan nilai-nilai keislaman dan kebersamaan dalam masyarakat.
Diskusi ini berlangsung dengan suasana penuh keakraban dan wawasan. Keakraban antara Ustadz Wira dan Rio Setiady mencerminkan bahwa persahabatan yang dilandasi ilmu dan nilai-nilai kebaikan akan terus memberi manfaat bagi banyak orang.
Kegiatan pagi ini tidak hanya memperkaya wawasan jamaah yang hadir, tetapi juga menjadi momentum yang baik dalam mempererat hubungan antar sesama. Semoga tausiyah dan perbincangan yang berlangsung menjadi inspirasi bagi kita semua dalam menyambut Ramadhan dan memperbaiki kualitas ibadah sehari-hari. Aamiin.
di mana keduanya adalah alumni SMAN 1 Pangkalpinang dan pernah sama-sama menempuh pendidikan di Kampus Jogja.