HaluaNusantara – PT Timah terus membina anggota kelompok Tani Bina Tani Desa Gantung, Kabupaten Belitung Timur untuk melakukan budidaya bawang merah di Danau Nujau, Dusun Gangse.
Kali ini, PT Timah menggelar program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat PT Timah dengan melaksanakan pelatihan bawang merah bina tani dengan melibatkan Kelompok Tani Bina Tani Desa Gantung pada 16-18 September 2024.
Berkolaborasi dengan Universitas Muhadi Setiabudi PT Timah memberikan pelatihan tentang budidaya bawang merah untuk meningkatkan wawasan para petani bawang merah di Desa Gantung, Belitung Timur.
Sebelumnya, PT Timah berkolaborasi dengan Kelompok Tani Bina Tani telah berkolaborasi dalam penanaman bawang merah di Kawasan Danau Nujau. Program ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan menekan inflasi.
Salah satu peserta pelatihan, Dedi Junaidi dari Dusun Ganse mengatakan, anggota kelompok mereka sangat antusias mengikuti pelatihan budidaya bawang merah.
Bahkan mereka berharap pelatihan ini dilaksanakan secara berkelanjutan, karena dengan adanya kegiatan ini mereka mendapatkan banyak wawasan baru tentang budidaya bawang merah.
“Alhamdulillah antusias sangat luar biasa, bahkan banyak yang berharap ini berkelanjutan. Kami sudah lama melakukan budidaya bawang merah ini sejak lama bahkan masih saat Gubernur Babel Pak Hudarni Rani dulu, tapi memang ada kendala karena kondisi tanahnya,” ucapnya.
Dirinya mencontohkan kendala yang dihadapi diantaranya permodalan, karena budidaya bawang merah membutuhkan modal yang tidak sedikit. Untuk bibit saja mereka harus mengeluarkan banyak modal.
“Prospek petani bawang sebenarnya cukup menjanjikan, apalagi kami dibina PT Timah sekarang. Hasil panen kemarin 1 hektar dengan bibit 8 kuintal menghasilkan 6 ton. Menurut narasumber pelatihan ini terbilang berhasil hanya saja jaraknya terlalu jauh,” jelasnya.
Kedepan, mereka berharap Danau Nujau bisa menjadi salah satu sentra bawang merah dan budidaya bawang merah ini bisa dilakukan di lahan lainnya.
Menurutnya, dengan adanya pelatihan ini mereka juga nantinya bisa mengembangkan produk hilir bawang merah seperti membuat bawang goreng, bubur bawang dan produk lainnya.
“Dengan adanya pelatihan ini kami mendapatkan banyak wawasan baru, sehingga kedepannya kami jadi tahu dan bisa mengembangkan budidaya bawang merah sesuai dengan ilmu yang kami dapatkan,” ujarnya.
Sementara itu Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian Gantung, Andri Taruna Praja sangat bersyukur dengan adanya pelatihan dan pembinaan dari PT Timah bagi kelompok tani Bina Tani dalam melakukan budidaya bawang merah.
Saat ini, kata dia minat masyarakat Desa Gantung untuk budidaya bawang merah mulai meningkat. Bawang merah menjadi salah satu penyumbang inflasi untuk daerah Belitung. Diharapkan dengan meningkatnya budidaya bawang merah dikalangan petani bisa mengurangi angka inflasi tersebut.
“Kendala yang kita hadapi sebagai penyuluh pertanian kurangnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengatasi permasalahan budidaya bawang merah. Sehingga pelatihan yang dilaksanakan PT Timah ini menjadi jawaban yang sangat tepat bagi permasalahan tyang dihadapi petani,” katanya.
Dirinya berharap, para petani yang mengikuti pelatihan ini dapat meneruskan pengetahuan yang diperoleh, serta keterampilannya meningkat agar produksi bawang di Belitung Timur meningkat.
Salah satu narasumber dalam kegiatan pelatihan Muhammad Juwanda mengatakan, dalam pelatihan ini mereka memberikan edukasi tentang teknik pembibitan bawang merah, teknik pengolahan tanah untuk budidaya tanaman bawang merah, teknik penanaman, teknik pemeliharaan tanaman bawang merah (pemupukan, pengairan, pengendalian hama dan penyakit), teknik panen dan pascapanen.
Juwanda menjelaskan, untuk kondisi iklim dan cuaca di Dusun Nujau sangat cocok karena bawang merah suka iklim tropis. Hanya saja untuk tanah perlu mendapatkan perlakuan khusus yaitu dengan pemberian bahan organik hal ini di karenakan lahan pasir dan kandungan c organik yang rendah.
“Prospek untuk budidaya tanaman bawang merah di Desa Gantung sangat baik, karena lahan yang luas sangat berpotensi sekali dimaksimalkan penggunaan nya terutama untuk kawasan agrowisata,” katanya.
Juwanda juga berharap, petani yang mengikuti pelatihan dapat menerapkan kegiatan budidaya bawang di lahan sawah masing masing dan berkelanjutan sehingga bisa membangun perekonomian melalui budidaya bawang merah. (*)