Menciptakan Hubungan Industrial yang Baik di Perusahaan: Kunci Kesuksesan Organisasi

redaksi
Dial

Oleh: Abdurrahman Afandi1 , Faizalliza Alimin2 Manager HC Policy PT BTM1, Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Bangka Belitung1 Ketua PUK SP Farkes KSPSI RSBT Pangkalpinang2

 

Dalam ruang lingkup Organisasi di sebuah Perusahaan, hubungan Industrial memiliki peran yang sangat signifikan dalam menghasilkan keseimbangan dan kelangsungan operasional bisnis. Sayangnya, seringkali perusahaan mengabaikan pentingnya menjaga hubungan Industrial yang sejalan.

Hubungan Industrial diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dunia bisnis dalam upaya memajukan ekonomi nasional secara keseluruhan. Tujuannya, tak lain untuk menciptakan ketenangan di tempat kerja, mendorong usaha sekaligus meningkatkan produktivitas serta kesejahteraan semua pihak. Hubungan Industrial berfungsi untuk mengatur kondisi kerja, termasuk hak dan kewajiban dari semua pihak, guna menciptakan lingkungan yang aman dan dinamis.

Hubungan industrial dalam arti yang lebih luas mengacu pada interaksi antara semua pihak yang terlibat atau memiliki kepentingan dalam proses produksi di sebuah perusahaan. Ini mencakup hubungan tidak hanya antara pengusaha dan karyawan, tetapi juga melibatkan interaksi dengan pemerintah, serta berbagai pihak seperti supplier, vendor, pembeli, dan pelanggan.

Hubungan industrial yang baik adalah salah satu komponen kunci kesuksesan perusahaan. Ketika hubungan antara manajemen dan karyawan berjalan lancar, produktivitas meningkat, konflik berkurang, dan perusahaan dapat mencapai tujuan mereka dengan lebih efisien.

Prinsip hubungan industrial Pancasila yang dianut di Indonesia harus dipergunakan sebagai acuan dalam memecahkan berbagai persoalan yang timbul dalam bidang ketenagakerjaan. Setiap keluh kesah yang terjadi di tingkat perusahaan dan masalah-masalah ketenagakerjaan lain yang timbul harus diselesaikan secara kekeluargaan/musyawarah untuk mencapai mufakat.

Namun demikian, disadari bahwa tidak semua keluh kesah yang terjadi antara pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh dengan pengusaha atau gabungan pengusaha atau antar serikat pekerja/buruh dalam suatu perusahaan dapat diselesaikan secara musyawarah. Hal ini antara lain disebabkan karena adanya perbedaan persepsi mengenai berbagai hal yang berkenaan dengan hubungan kerja dan atau syarat-syarat kerja lain, sehingga timbulnya perselisihan hubungan industrial tidak dapat dihindari.

 

Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa langkah penting yang dapat membantu perusahaan menciptakan hubungan industrial yang baik

 

Azas Dalam Hubungan Industrial

Dalam hubungan industrial terdapat dua azas yaitu:

  1. Equality before the law, yaitu bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sama di depan hukum yang berarti walaupun secara kedudukan pengusaha/pemberi kerja lebih tinggi dari pekerja/penerima kerja tetapi secara hukum kedudukannya adalah sama.
  2. Equality and equity, yaitu hubungan industrial dapat tercipta bila dilandasi azas kesetaraan dan keadilan, kesetaraan disini berarti kedudukan yang setara antara pengusaha dan pekerja yang diwakili oleh serikat pekerjanya dan keadilan dalam hal pengaturan dan pelaksanaan hak dan kewajiban.

Salah satu kunci keberhasilan dalam menciptakan hubungan industrial adalah komunikasi yang efektif karena 95% masalah hubungan industrial yang terjadi adalah karena mampetnya komunikasi, miskomunikasi, salah persepsi, dll. Ini karena baik pengusaha maupun serikat pekerja dapat memahami dinamika yang sedang terjadi dalam perusahaan, sehingga mereka dapat menjelaskan situasi yang sebenarnya.

 

Prinsip Kemitraan Dalam Hubungan Industrial

Ada beberapa prinsip kemitraan dalam hubungan industrial antara pengusaha dan pekerja yaitu:

  1. Partner in production, dimana pengusaha menyediakan lahan fasilitas, material dan modal sedangkan pekerja menyediakan pikiran dan tenaga untuk berproduksi, prinsip kemitraan ini biasanya dapat dilakukan dengan baik.
  2. Partner is responsibility, yaitu pengusaha maupun pekerja memiliki tanggung jawab untuk merealisasikan tujuan bersama seperti perusahaan yang tumbuh dan berkembang serta meningkatkan kesejahteraan bagi pekerja dan keluarganya. Secara umum prinsip ini dapat dilaksanakan oleh kedua belah pihak walaupun juga tidak sedikit yang gagal melaksanakannya.
  3. Partner in benefit, adalah kedua belah pihak berhasil melaksanakan kemitraan baik dalam produksi maupun tanggung jawab sehingga tercapai tujuannya, maka partnership berikutnya adalah bagi hasil atas benefit dan keuntungan yang telah dicapai secara adil.

 

Dengan adanya hubungan industrial yang dinamis serta harmonis, pengusaha dan pekerja bisa bersama-sama membangun kemitraan dalam bekerja, meningkatkan kualitas dan loyalitas terhadap pelanggan, mempertahankan daya saing perusahaan pada pasar global yang semakin ketat, serta mengoptimalkan nilai tambah. Tentu saja, dalam membangun hubungan yang harmonis bukanlah hal yang mudah dilakukan karena adanya kompleksitas permasalahan yang muncul di antara pekerja dan pengusaha. Hubungan ini juga sangat diperlukan untuk menjaga komunikasi dengan pemerintah ataupun masyarakat yang berkepentingan agar tidak ada pihak-pihak yang merasa tidak puas.

 

Langkah dan Kiat Dalam Membangun Hubungan Industrial 

Ada beberapa langkah dan kiat yang bisa dilakukan guna membangun hubungan industrial yang baik dan harmonis sebagaimana berikut ini:

  • Komunikasi Terbuka dan Transparan

Salah satu aspek paling penting dalam menciptakan hubungan industrial yang harmonis adalah komunikasi yang terbuka dan transparan. Manajemen harus secara rutin berkomunikasi dengan karyawan mengenai visi, misi, dan tujuan perusahaan. Ini mencakup penjelasan mengenai perubahan dalam kebijakan, strategi bisnis, dan rencana jangka panjang. Karyawan juga harus merasa nyaman untuk memberikan masukan, saran, dan kekhawatiran mereka. Sebuah budaya komunikasi yang positif membantu mencegah miskomunikasi dan membangun kepercayaan.

  • Partisipasi Aktif Karyawan

Mengikutsertakan karyawan dalam proses pengambilan keputusan dapat memberikan mereka rasa memiliki terhadap perusahaan. Manajemen dapat mengadakan pertemuan atau forum untuk mendengarkan pendapat dan ide karyawan tentang berbagai masalah yang mempengaruhi mereka. Ini tidak hanya meningkatkan kepuasan karyawan, tetapi juga dapat menghasilkan ide-ide segar yang bermanfaat bagi perusahaan.

  • Pengakuan dan Penghargaan

Pengakuan atas pencapaian karyawan adalah elemen penting dalam menciptakan hubungan industrial yang harmonis dan berkeadilan. Manajemen harus secara teratur mengapresiasi karyawan yang berkinerja baik dan mencapai target mereka. Penghargaan dapat berupa bonus, pengakuan publik, atau promosi. Hal ini membantu mendorong karyawan untuk terus memberikan yang terbaik dan merasa dihargai dalam perusahaan.

  • Keadilan dan Kesetaraan

Keadilan dalam perlakuan terhadap semua karyawan sangat penting dalam menciptakan hubungan industrial yang harmonis. Karyawan harus merasa bahwa mereka diperlakukan dengan adil dalam hal gaji, promosi, penilaian kinerja, dan semua aspek lainnya. Transparansi dalam kebijakan perusahaan dan proses pengambilan keputusan juga membantu membangun kepercayaan. Manajemen juga harus mendukung kebijakan yang memastikan bahwa setiap karyawan memiliki peluang yang sama untuk sukses, tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, atau faktor lainnya.

  • Pelatihan dan Pengembangan

Investasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan adalah cara yang baik untuk menunjukkan bahwa perusahaan peduli terhadap perkembangan individu mereka. Karyawan yang merasa perusahaan memberikan peluang untuk meningkatkan keterampilan mereka cenderung lebih setia dan berdedikasi. Ini juga membantu meningkatkan produktivitas dan inovasi, yang dapat berkontribusi pada kesuksesan jangka panjang perusahaan.

  • Penanganan Konflik dengan Bijak

Konflik tak dapat dihindari dalam hubungan industrial. Namun, penting untuk menangani konflik dengan bijak dan segera. Perusahaan harus memiliki prosedur untuk menyelesaikan konflik, dan penting untuk mendengarkan semua pihak yang terlibat. Penting juga untuk selalu mengedepankan win-win solusi dalam setiap permasalahan yang timbul. Penanganan yang tepat terhadap konflik membantu mencegah eskalasi dan mempertahankan hubungan yang harmonis.

  • Budaya Organisasi yang Positif

Membangun budaya organisasi yang positif dapat membantu menciptakan hubungan industrial yang harmonis. Budaya yang mendukung kerja tim, kolaborasi, dan penghargaan terhadap pencapaian individu akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan produktif.

 

Dalam hubungan industrial pemerintah memiliki peran dan fungsi untuk menetapkan kebijakan, memberikan pelayanan, melakukan pengawasan dan melakukan penindakan terhadap pelanggaran UU. Pengusaha mempunyai peran dan fungsi untuk menciptakan kemitraan, mengembangkan usaha, memperluas lapangan kerja dan memberikan kesejahteraan secara terbuka, demokratis dan berkeadilan. Sedangkan pekerja atau buruh memiliki peran dan fungsi untuk melaksanakan pekerjaan sesuai kewajiban, menjaga ketertiban dan kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi secara demokrasi, mengembangkan keterampilan dan keahlian, ikut memajukan perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan.

Hubungan industrial dilakukan dengan sarana : Organisasi Serikat Pekerja baik tingkat perusahaan maupun nasional, organisasi pengusaha, LKS Bipartit, LKS Tripartit, Peraturan Perusahaan (PP), Perjanjian Kerja Bersama (PKB), Peraturan Perundang-Undangan di bidang Ketenagakerjaan dan Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI).

 

Kesimpulan

Menciptakan hubungan industrial yang harmonis adalah investasi jangka panjang yang penting bagi keberhasilan perusahaan. Ini melibatkan komunikasi yang baik dan transparan, keterlibatan karyawan, keadilan dan kesetaraan perlakuan, pelatihan dan pengembangan, penanganan konflik yang bijak, dan budaya organisasi yang positif. Ketika perusahaan dan karyawan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, maka keberhasilan dan kepuasan di semua tingkatan akan tercapai. Dengan demikian, menciptakan hubungan industrial yang harmonis bukan hanya tanggung jawab perusahaan atau karyawan, tetapi tanggung jawab bersama yang harus diperjuangkan demi keberhasilan bersama.

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: