Tongkat Kruk Usang Pinjaman Warga Kampit untuk Suganda Pandapotan

Img 20230823 Wa0011

HaluaNusantara.com

Reportase: Resi Anita Seriwulan
Wartawan RNC

Dalam reportase sebelumnya, saya menulis pengakuan Nur Azizah, seorang warga Desa Sijuk yang dikagetkan dengan kehadiran seorang PJ Gubernur Bangka Belitung (Babel), Suganda Pandapotan yang sekaligus menginap di kediamannya.

Serupa dengan yang dirasa oleh Nur Azizah, seorang warga Desa Senyubok Kecamatan Kampit Belitung Timur bernama Nasir juga mengaku kaget saat rumahnya dijadikan tempat menginap PJ Gubernur.

Namun ada kisah menarik yang saya catat dari pengakuan seorang Nasir. Di mana PJ Gubernur menggunakan tongkat kruk atau tongkat ketiak dari seorang warga Desa Senyubok, untuk menghadiri rangkaian program “Gule Kabung.”

“Beliau datang sebelum Magrib. Saat itu pak (PJ) Gubernur datang dalam keadaan terseok, karena kakinya yang cedera setelah bermain bola di Manggar. Saya lihat beliau begitu memaksa untuk hadir menemui warga. Padahal jika melihat keadaan nya, selayaknya beliau pulang dan berobat. Tapi menurutnya, menemui warga jauh lebih penting dari memikirkan kondisinya sendiri,” kenang Nasir.

Usai menjalani perawatan sekedarnya, berupa kompres dengan batu es, serta pijatan dari tukang urut kampung, PJ Gubernur langsung bersiap menuju balai desa untuk kegiatan Gule Kabung. Karena kondisi cedera yang cukup serius, membuat PJ Gubernur tidak kuat berjalan jika tanpa topangan.

“Jadi ada seorang warga di RT saya, yang meminjamkan tongkat ketiak. Nah, karena itu sudah lama tidak dipakai, jadi kondisinya agak kotor dan berkerak. Namun beliau bilang tidak apa, beliau bilang terima kasih bahwa ada warga yang meminjamkannya tongkat. Setelah dibersihkan sekedarnya, beliau berjalan sendiri, tertatih perlahan menuju Balai Desa di sana,” terang Nasir sembari menunjuk bangunan panggung tak jauh dari rumahnya.

Nasir sendiri mengaku senang orang selevel Gubernur menginap di kediamannya. Ini juga diakuinya menjadi perbincangan di lingkungan Desa Senyubok Kecamatan Kelapa Kampit.

“Memang rumah saya ini saya jadikan home stay, tapi tak sangka juga pak kalau dijadikan tempat menginap Gubernur dan istrinya. Namanya juga home stay, kamarnya sederhana, sekedar tempat pelancong bermalam. Jadi ada perasaan bangga saya kediaman kami berkesempatan dijadikan tempat menginap seorang petinggi,” tutur Nasir yang saya bincangi di teras rumahnya Minggu (20/08)23) petang.

Nasir melihat pola hidup yang sederhana dari seorang Suganda Pandapotan, termasuk soal makan. Diakuinya, PJ Gubernur Babel, Suganda Pandapotan dan istrinya. Menurut pengakuan Nasir, Suganda dan istrinya hanya sarapan nasi goreng dengan tempe dan telur goreng pagi sebelum melanjutkan kegiatan program Gule Kabung.

Jadi waktu itu, selesai mandi dan berpakaian PJ Gubernur berencana menuju lokasi kegiatan. Namun sebelum berangkat, Nasir menawarkan sarapan berupa Nasi Goreng yang dimasak sendiri.

“tidak menyangka juga beliau mau menyantap nasi goreng sederhana yang saya buat, plus telur dan tempe goreng. Sederhana sekali, tapi saya bangga masakan saya disantap dengan lahap oleh Gubernur dan istrinya. Sangat ramah pak, beliau suka ngobrol dan bercerita. Terasa sekali kehadiran seorang pemimpin di tengah masyarakat. Dan itu bukan pencitraan. Beliau itu hanya ingin menggunakan amanah yang diembannya sebagai kesempatan berbuat bagi rakyat. Itu yang kami masyarakat di sini rasakan,” kata Nasir.

Menyimak penuturan Nasir di atas, sekali lagi saya melihat situasi yang kontras dengan isu yang terus digelindingkan oleh sekelompok orang yang menyebut PJ Gubernur membuat gaduh. Tak ada warga yang merasa gaduh atas kehadiran seorang PJ Gubernur Babel ini. Mereka justru merasa ada kesempatan untuk menyampaikan keluh kesah dan mengharapkan solusi dari eksekusi, yang tanpa basa basi.(**)

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: