Siswa SDN 1 Mentok Pajang Panen Hasil Belajar dalam Bentuk Selebrasi

redaksi
Img 20230622 Wa0033
Selebrasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Melalui Panen Hasil Belajar dan Market Day Fase B Kelas IV SDN Negeri 1 Mentok, Kabupaten Bangka Barat, Kamis ( 22/6/2023 ).

HaluaNusantara.com

BANGKA BARAT — Sekolah Dasar Negeri ( SDN ) 1 Mentok menggelar acara Selebrasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Melalui Panen Hasil Belajar dan Market Day Fase B Kelas IV SDN Negeri 1 Mentok, Kamis ( 22/6/2023 ) kemarin.

Selain dimeriahkan dengan berbagai macam pertunjukan seperti barongsai, seni tari, pantomim, permainan tradisional dan lain – lain, acara ini juga diisi dengan berbagai projek hasil kerja para siswa kelas IV SDN 1 Mentok.

Proyek hasil kerja mereka ditampilkan dengan konsep selebrasi panen hasil belajar, dimana karya – karya itu dipajang di tempat acara yang terbilang cukup meriah, dihadiri wali murid, perwakilan Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Bangka Barat serta Lurah Sungai Daeng.

Acara ini merupakan kolaborasi dari guru – guru kelas IV yakni Isna Oktavina, Serlin Apriani, Nurhayati, Kepala Sekolah Mirwan Piadi, S.Pd.SD serta dukungan dari seluruh guru yang ada di SD Negeri 1 Muntok.

Menurut Nurhayati, selebrasi panen hasil belajar merupakan bentuk apresiasi para guru terhadap karya – karya yang dihasilkan para siswa, khususnya murid – murid kelas IV selama satu semester pembelajaran.

Jadi semester kedua kita melaksanakan pembelajaran, dalam pembelajaran itu ada projek – projek para siswa. Apapun projek yang mereka buat, sebagai guru kita harus mengapresiasi, apapun bentuk pekerjaan siswa itu harus diapresiasi. Dan untuk mengapresiasi itu lah maka kepala sekolah dan para guru berinisiatif membuat selebrasi panen hasil belajar,” jelas Nurhayati saat ditemui di SDN 1 Mentok, Jum’at ( 23/6/2023 ).

Projek hasil karya para siswa kelas IV yang ditampilkan pada kegiatan selebrasi panen belajar antara lain ecobrick, ecoenzim dan market day.

Ecobrick adalah pemanfaatan limbah botol plastik air mineral dan sejenisnya yang disulap anak – anak tersebut menjadi kursi stool yang menarik.

“Anak – anak itu diajarkan ketika sampah itu kita daur ulang kita buat menjadi sesuatu yang berguna maka itu akan menghasilkan produk yang mempunyai nilai jual. Untuk melatih mereka kita bekerja sama dengan Perpustakaan ( Perpusda Bangka Barat ) dan You Tube. Kemudian dari pembelajaran itu kita praktekkan,” terang Nurhayati.

Sementara ecoenzim yaitu pemanfaatan kulit buah – buahan yang dijadikan cairan serba guna yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari – hari. Sedangkan yang ditampilkan pada acara selebrasi panen belajar adalah sabun pencuci piring serta sabun pembersih.

“Program anak setiap hari Jum’at itu makan buah. Nah kulitnya itu daripada tidak bermanfaat dijadikan ecoenzim, ini cairan serba guna bisa sebagai pencuci piring, sabun pembersih, bisa dijadikan pupuk, juga penyemprot hama, jadi dia serba guna. Rencana ke depannya kita akan menjadikan ecoenzim ini sebagai produk unggulan SDN 1 Mentok,” papar Nurhayati.

Projek lain yang tidak kalah menarik adalah Market Day. Menurut dia pada kegiatan yang satu ini, para siswa benar – benar melakukan praktek berwirausaha.

“Market Day, sebenarnya kita ada komunitas orang tua wali murid , jadi kami bekerja sama terutama di kelas IV, mengajarkan kepada anak – anak tentang kewirausahaan. Jadi mereka tahu tentang berjualan, nah seperti ini lah ketika kita berwirausaha, memang sengaja berjualan itu dan juga mereka panen hasil belajar kemarin,” tutur Nurhayati.

Dia berharap dengan adanya kegiatan selebrasi panen hasil belajar serta market day dan lainnya, para siswa bisa menjadi generasi – generasi kreatif yang akan menjadi bekal mereka ke depan.

“Harapannya anak – anak ini menjadi generasi – generasi yang kreatif. Mereka bisa mengikuti kemajuan jaman, era digitalisasi tetap diikuti tanpa meninggalkan tradisi, budaya – budaya daerah,” kata Nurhayati.

Dia menambahkan, dana kegiatan panen hasil belajar adalah kesepakatan orang tua/wali murid yang mendukung penuh dengan sumbangan sukarela, agar kegiatan implementasi kurikulum merdeka itu bisa direalisasikan.

“Juga ditambah sumbangan dari kepala sekolah dan guru – guru untuk mensukseskan acara ini,” imbuh Nurhayati. ( SK )

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: