“Dodol Bergema “, Salah Satu Kekayaan Budaya Kecamatan Tempilang

*Wabup Siap Dukung dengan Perda

redaksi
Img 20230301 Wa0012
Wakil Bupati Bangka Barat Bong Ming Ming ikut mengaduk dodol pada acara Dodol Bergema di Desa Penyampak, Kecamatan Tempilang, Rabu ( 1/3/2023 ).

HaluaNusantara.com

BANGKA BARAT — Asap mengepul dari 56 kawah berisi dodol di bawah barisan tenda di Lapangan Sepakbola PS Gorip di Desa Penyampak, Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat.

Para pengaduk dodol tersebut berasal dari 15 RT di Desa Penyampak berpartisipasi menyemarakkan acara adat bertajuk ” Dodol Bergema ” yang digelar pada Rabu ( 1/3/2023 ).

Selain memasak dodol secara serentak, agenda pariwisata budaya tahunan ini juga diisi dengan panggung hiburan menampilkan pertunjukan seni tari daerah dan musik.

Bupati Bangka Barat H. Sukirman yang hadir menyempatkan diri melantunkan beberapa lagu. Sedangkan Wakil Bupati Bong Ming Ming ikut membaur mengaduk dodol dengan warga setempat.

Camat Tempilang, Rusian mengatakan, ” Dodol Bergema ” merupakan salah satu dari kekayaan budaya yang ada di Kecamatan Tempilang, selain acara adat ” Perang Ketupat ” yang sudah sangat tersohor.

Di samping itu Kecamatan Tempilang juga memiliki situs Benteng Kota, salah satu cagar budaya yang juga cukup dikenal masyarakat luas.

“Karena itu kami optimis pariwisata di Kecamatan Tempilang bisa melebihi kecamatan lain karena sudah tersohor kemana – mana. Kami kaya akan potensi baik budaya maupun situs. Harapannya potensi ini akan berkembang terus lebih baik dan lebih maju lagi,” ujar Rusian dalam sambutannya.

Hal itu diamini Wakil Bupati Bangka Barat Bong Ming Ming. Menurut Wabup, wajar bila pariwisata di Tempilang bisa mengalahkan kecamatan lain di Bumi Sejiran Setason, bahkan Provinsi Bangka Belitung.

Sebab seorang pemimpin harus memiliki mimpi besar dan selalu optimis. Tinggal bagaimana cara mewujudkan mimpi itu dengan berbagai langkah.

Pemkab Bangka Barat kata dia akan memprioritaskan agenda pariwisata Tempilang dengan membuatkan Perda untuk mempermudah pengangarannya.

“Event seperti ini akan kita prioritaskan dan harus dibuat Perda-nya supaya anggarannya jelas dan tidak perlu lagi pakai proposal,” cetus Bong Ming Ming.

Menurutnya bila bicara tentang pantai, Bangka Barat tidak kalah dibandingkan dengan Bali. Namun bila bicara budaya, jelas Pulau Dewata itu tidak akan bisa dikalahkan.

“Kita kalah budayanya, karena mereka bisa mengemasnya. Kita punya event budaya tak benda Perang Ketupat, persoalannya bagaimana kita mengemasnya, tidak hanya lokal tapi bisa dijual ke luar, ini perlu inovasi. Apa yang dilakukan Pak Kades hari ini luar biasa,” ucapnya.

Salah satu yang bisa berkembang dari kecil menjadi besar di Kecamatan Tempilang, khususnya di Desa Penyampak menurut Wabup adalah acara adat ” Dodol Bergema “. Kendati di daerah lain juga memiliki dodol, tapi tidak sehebat yang ada di Tempilang.

“Dodol bergema, sebenarnya banyak dodol di tempat lain. Tapi tidak ada yang sehebat Desa Penyampak yang bisa berkembang. Baru di sini lah dodol pacak ( bisa ) bergema, awalnya kecil jadi besar seperti sekarang ini,” katanya.

Menurut Wabup, wisatawan asing datang ke suatu daerah niatnya mencari budaya yang aneh dan unik, bukan yang biasa – biasa saja dan itu lah yang nantinya bisa dijual ke luar. Karena itu budaya yang dimiliki Bangka Barat memiliki potensi untuk dikembangkan ke arah itu.

“Selain alam juga budayanya. Orang bule itu kan suka yang aneh – aneh, seperti Perang Ketupat. Itu lah yang kita jual. Jadi saya siap mendukung kalau Pak Camat ingin menjadikan Tempilang jadi tujuan wisata nomor satu di Bangka Belitung ini,” cetus Bong Ming Ming.

Turut hadir di acara tersebut antara lain, anggota DPR RI Bambang Pattijaya, anggota DPRD Babel Yus Derahman, anggota DPRD Bangka Barat M. Ali Purwanto dan Yuli Sandra, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bangka Barat Muhammad Ali. ( SK )

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: