Tangkal Radikalisme DI Babel, Asyiyah Muhammadiyah Gelar FGD Pemahaman Ideologi Pancasila

Img 20230205 Wa0061

Haluanusantara.com

PANGKALPINANG – Pemahaman Ideologi Pancasila berdasarkan ajaran Islam dan budaya sadar konstitusi dalam upaya menangkal radikalisme sangat penting untuk digaungkan.

Dimana saat ini, pemahaman Ideologi Pancasila menjadi isu yang sangat mudah memantik reaksi berbagai pihak khususnya umat muslim.

Hal tersebut disampaikan Ketua Aisyiyah Muhammadiyah Bangka Belitung Hj. Suhada dalam fokus Group Discussion (FGD) tentang pemahaman ajaran Islam, Ideologi Pancasila dan budaya sadar konstitusi dalam upaya menangkal radikalisme di Wilayah Serumpun Sebalai yang dilaksanakan di Hotel Cordella Pangkalpinang, Minggu (5/2/2023).

“Kegiatan ini bermaksud untuk mengajak para Ustad dan Ustadzah di Pondok Pesantren dan Guru Agama di Sekolah Menengah dan Kejuruan sebagai pendidik untuk bersama-sama menemukan metode dan formula yang tepat dalam mengatasi krisis ideologi Pancasila dan Krisis sadar Konstitusi yang menjadi akar permasalahan tersebut,” kata Suhada.

“Hal ini sebagai bentuk respon dan menyikapi dinamika kehidupan umat Islam mutakhir agar tidak keliru. Saat ini Indonesia mengalami krisis Ideologi Pancasila dan krisis budaya sadar konstitusi,” tambahnya.

Menurutnya, berbagai persoalan Bangsa, Negara dan masyarakat saat ini semakin pelik dengan munculnya gerakan radikalisme di tengah masyarakat.

“Seperti gerakan bervisi pendirian Khilafah, penghinaan terhadap Pancasila, penghinaan terhadap Agama, tudingan sebagian masyarakat yang lain sebagai anti Pancasila, terorisme dan isu upaya makar terhadap pemerintah,” terangnya.

Sementara itu Haedar Nashir Ketua Umum Muhammadiyah mengatakan bahwa Muhammadiyah berposisi sebagai kelompok Islam moderat. Ia menyerukan untuk menjauhi segala bentuk radikalisme.

“Muhammadiyah jelas sangat menentang radikalisme, apapun bentuknya. Pemahaman radikalisme merupakan paham serba absolut dan mengandung ekstrimisme, intoleransi dan kekerasan tentang segala hal menyangkut kehidupan manusia dan kebangsaan. Itu sangat bertentangan dengan ajaran islam,” tegasnya.

Diketahui, FGD ini menghadirkan 3 (tiga) narasumber Dr. Febrino  M.A (Akademisi/Tokoh Agama), Subardi M. KPd (Sekretaris FKPT Prov. Kep. Babel), Yudhiansyah, S.Mn (Badan Kesbangpol Prov. Kep. Babel). Ketiga narasumber ini memberikan materi tentang “Pemahaman Ajaran Islam, Ideologi Pancasila Dan Budaya Sadar Konstitusi Dalam Upaya Menangkal Radikalisme Di Wilayah Serumpun Sebalai. Diskusi dilanjutkan dengan acara tanya jawab yang diikuti oleh para aktivis perempuan dari berbagai ormas seperti dari PW dan PC Aisyiyah Muhammadiyah, PW dan PC Muslimat NU, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan para tenaga pendidik dari tingkat TK sampai dengan SMA. (JP)

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: