ASDP Prioritas Kendaraan Logistik Untuk Diseberangkan

redaksi
Img 20221229 Wa0026
Antrean kendaraan yang hendak masuk ke kapal ferry di Pelabuhan Tanjung Kalian, Muntok, Kamis ( 29/12/2022 ).

HaluaNusantara.com

BANGKA BARAT — Pelabuhan Tanjung Kalian di Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat memiliki peran penting menjaga kelancaran pendistribusian logistik dari Sumatera ke Pulau Bangka, terutama pada moment Nataru dan hari lebaran.

PT. ASDP Cabang Bangka selaku penyedia jasa penyeberangan di pelabuhan tersebut, telah mengantisipasi hal itu dengan merancang skema dua segmen kendaraan prioritas, yakni kendaraan penumpang dan kendaraan pengangkut logistik.

General Manager PT. ASDP Cabang Bangka Christoper Samosir mengatakan, pada umumnya setiap mudik Nataru dan lebaran Idul Fitri, pihaknya mengutamakan kendaraan pengangkut penumpang untuk segera diseberangkan.

“Artinya kita perlu adanya prioritas, di mana antara segmen kendaraan penumpang dengan kendaraan barang. Nah kendaraan penumpang ini memang menjadi yang prioritas karena misinya memberangkatkan teman – teman yang ingin mudik ataupun yang balik,” terang Christoper di ruang kerjanya, Kamis ( 29/12/2022 ).

Prioritas selanjutnya adalah kendaraan logistik seperti truk pengangkut sembako dan ternak. Menurut dia, kendaraan tersebut tidak ditampung, tapi dapat langsung diseberangkan tanpa harus menunggu.

“Itu benar – benar nggak ada tampungan, artinya dia bisa langsung, itu prioritas sembako karena ada barang – barang yang juga cepat busuk. Itu lah yang menurut kita semua sudah kesepakatan untuk diprioritaskan. Pengangkut ternak sama, dia masuk ke dalam bagian prioritas, itu kita akan kirimkan terlebih dahulu,” jelasnya.

Hal tersebut membantah isu adanya keluhan pengusaha pemasok logistik yang merasa truk pengangkut barang atau sembakonya tidak diprioritaskan untuk menyeberang.

Tekait keluhan itu Christopher tidak mengetahuinya, namun dirinya telah berkomunikasi langsung dengan pengemudi truk logistik di lapangan yang keberangkatannya ditunda.

Menurut Christoper, para pengemudi tersebut bisa mengerti keadaan Nataru yang memang cenderung arus kendaraan maupun penumpangnya ramai, tapi dengan catatan setiap kali keberangkatan kapal, minimal ada satu truk yang diseberangkan.

“Mereka sampaikan itu sudah hal yang biasa terjadi di masa hajatan ( Nataru ) ini dan mereka mengerti lah kondisinya. Tapi dengan catatan yang penting ada yang diangkut, jadi dalam satu kapal itu truk besarnya ada yang diangkut minimal satu lah. Itu aja yang menjadi catatan yang kita tahu sehingga kita akomodir,” terang Christoper. ( SK )

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: