Tulisan Bung Karno Picu Bawaslu Gelar Catatan Sejarah Pengawas Pemilu di Tanah Bangka

redaksi
Img 20221115 170843

HaluaNusantara.com

BANGKA BARAT — Tulisan Presiden RI pertama, Ir. Soekarno saat diasingkan pemerintah Belanda di Muntok tahun 1949 menjadi inspirasi bagi Bawaslu Provinsi Babel dan Bawaslu Bangka Barat, untuk menggelar acara Jelajah Pengawasan Pemilu Partisipatif 2022, di Pasanggahan Banka Tin Winning, Roemah Persinggahan, Selasa ( 15/11/2022 ).

Acara bertajuk “Catatan Sejarah Pengawas Pemilu di Tanah Bangka” itu dihadiri perwakilan Forkopimda, Kesbangpol Bangka Barat, tokoh masyarakat, tokoh pemuda serta awak media.

Narasumber yang dihadirkan antara lain, Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bangka Barat Bambang Haryo Suseno dan Tim Pemeriksa Daerah Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (TPD DKPP ) Provinsi Bangka Belitung Zulteri Apsufi.

Turut hadir Kabag dan Pengawasan dan Humas Bawaslu Bangka Belitung Rogrius Sinulingga.

Kordiv Hukum, Pencegahan, Humas dan Parmas Bawaslu Bangka Barat, Ekariva Anas Asmara mengatakan, pada Februari 1949 Bung Karno pernah menulis ” Agar supaya kehendak rakyat Bangka itu dapat dikemukakan dengan sempurna di dalam suatu pemungutan suara. Maka perlulah dibangun satu organisasi untuk memimpin dan mengawasi pemungutan suara itu”.

Latar belakang tulisan tersebut, saat diasingkan ke Pulau Bangka, Bung Karno melihat semangat rakyat yang menolak keinginan Belanda untuk kembali berkuasa dan lebih mendukung kemerdekaan Republik Indonesia.

“Filosofinya di sini adalah semangat bahwa ketika itu rakyat Pulau Bangka ingin memilih ke Indonesia. Nah semangat itu lah yang dibawa sekarang oleh narsum yang kedua ( Zulteri Apsufi ) untuk membakar semangat kita untuk melakukan demokrasi, bahwa ketika itu semangat mengawasi sudah digaungkan oleh Bung Karno,” terang Anas.

Dia berharap sesuai dengan tagline Bawaslu, Bersama Rakyat Awasi Pemilu, Bersama Bawaslu Tegakkan Keadilan Pemilu, pengawasan tahapan Pemilu 2024 bisa dilakukan bersama – sama masyarakat.

“Harapannya masyarakat dapat menjadi mata dan telinga kami memberikan informasi ketika terjadi dugaan pelanggaran,” katanya.

Kabag dan Pengawasan dan Humas Bawaslu Bangka Belitung Rogrius Sinulingga dalam sambutannya mengatakan, dipilihnya Bangka Barat untuk kegiatan kali ini karena ide pengawasan Pemilu dimulai dari Muntok yang dicetuskan Bung Karno tahun 1949.

“Itu pada saat Soekarno diasingkan di sini tahun 1949. Mungkin nanti bapak ibu bisa melihat ada tulisan beliau itu pentingnya demokrasi dan sudah layaknya dibentuk suatu lembaga yang mengawasi pemungutan suara. Itulah cikal bakal berdirinya salah satu pengawas Pemilu,” ujarnya.

“Jadi di Bangka Barat ini inspirasinya untuk demokrasi sangat tinggi, tulisan Bung Karno bisa menginspirasi di sini tahun 1949,” lanjut dia.

Terkait pengawasan Pemilu partisipatif, Rogrius menegaskan, keterbatasan SDM di Bawaslu menyebabkan masyarakat dari unsur manapun harus terlibat dalam mengawasi pesta demokrasi, sesuai amanat perundangan – undangan.

“Jadi diharapkan dari bapak ibu bisa memberikan edukasi kepada keluarga, dapat memberikan pemahaman terkait pentingnya pengawasan bersama untuk kelangsungan demokrasi,” tandasnya. ( SK )

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: