Kunjungi Bangka Barat, Wakil Menteri Desa Singgung Masalah Stunting

redaksi
C3e6d4f0 E4bf 4205 9d9e D15cfa6d25d9
Wakil Menteri Desa, Pemberdayaan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Budi Arie Setiadi, saat menyampaikan sambutannya di Kampung Amoi, Kamis ( 21/7/2022 )

HaluaNusantara.com

BANGKA BARAT — Wakil Menteri Desa, Pemberdayaan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Budi Arie Setiadi memaparkan lima isu penting dalam pembangunan desa.

Hal itu ia katakan saat menghadiri acara interaksi dengan Gapoktan dan penanaman bibit durian di Kampung Amoi, Kelurahan Tanjung, Kecamatan Muntok, bersama Wakil Bupati Bangka Barat, Bong Ming Ming, Kapolres, AKBP Catur Prasetiyo, Direktur SDM PT. Timah Tbk, Yennita, Kepala Unmet Muntok, Wiyono serta warga Kampung Amoi, Kelurahan Tanjung, Kamis ( 21/7/2022 ) siang.

Kelima isu penting tersebut yakni ketahanan pangan, stunting, kemiskinan ekstrem, BumDes/perekonomian desa dan digitalisasi desa.

Budi Arie Setiadi menyoroti masalah stunting yang menjadi program prioritas nasional yang diterjemahkan ke desa. Sayangnya, Lurah Tanjung tidak hadir saat Wakil Menteri hendak menanyakan persoalan tersebut.

” Nah gimana stunting? Kalau ada Pak Kades saya mau tanya masih ada nggak angka stunting kita di desa, kecamatan, di kabupaten, karena nasional kita masih sangat tinggi angka stunting, 27 persen,” cetus Budi.

Dikatakan Budi, salah satu solusi mengatasi stunting dengan cara sederhana, paling simple dan bisa dieksekusi adalah dengan mengkonsumsi telur ayam. Balita atau bayi bisa diberikan telur ayam yang pengolahannya bisa bermacam – macam.

” Saya diskusi sama Pak Menkes apa solusinya Pak Menkes yang paling sederhana paling simpel dan bisa dieksekusi? Saya ngomong begini biar PT. Timah denger juga. Jadi kata Pak Menkes telor ayam. Makanya didorong peternakan ayam. Karena telor ayam mengandung protein dan sangat bergizi buat balita dan manusia di masa seribu hari pertumbuhannya,” tuturnya.

Menurut Budi, selain murah, pengolahan telur ayam sangat simpel, bisa dibuat setengah matang bahkan bisa langsung dimasukkan ke mulut bayi. Dirinya pun sejak kecil selalu dibiasakan mengkonsumsi telur ayam oleh orang tuanya.

” Jadi ini buat generasi ke depan ibu – ibu ya, supaya bayi kita jangan stunting. Karena kalau stunting ini yang rugi bangsa dan negara kita. Ke depan persaingan kita di 2045 generasi kita harus lebih hebat dari sekarang,” sambungnya. ( SK )

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: